Unik, Nelayan Sukamara Mengenal Cara Pelelangan Ikan dan Penangkapan Rajungan di PPN Pekalongan
Hal yang baru bagi kami ketika berkunjung ke PPN Pekalongan dan melihat langsung proses pelelangan ikan dan nelayan bubu.
Terlebih, PPN Pekalongan merupakan pelabuhan kapal perikanan yang aktif melakukan pelelangan dan menjadi tempat bersandar kapal-kapal perikanan berukuran puluhan GT.
Di dampingi oleh perwakilan BBPI Semarang dan PPN Pekalongan, kami juga berkesempatan untuk mengenal aktivitas PPN, tempat pelelangan, dan berbincang bersama nelayan.
Kami lansir dari laman Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan, PPN Pekalongan sudah ada sejak 28 Mei 1978. Pada tahun itu, resmi menjadi PPN di bawah Kementerian Pertanian.
Selanjutnya, pada 1 Juni 2001, PPN Pekalongan merupakan UPT Departemen Kelautan dan Perikanan dibidang Prasarana Perikanan. Dengan ini, PPN Pekalongan berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Hingga tahun 2024, PPN Pekalongan menjadi tempat bersandarnya kapal-kapal perikanan berukuran 30 hingga 56 GT dengan rincian sebagai berikut:
- 192 kapal berukuran > 30 GT
- 114 kapal berukuran < 56 GT
- 20 kapal berukuran <30 GT
Serta memiliki jumlah nelayan/ABK sebanyak 4.584 orang.
Alat tangkap paling banyak digunakan adalah purseine yang ada pada 131 kapal perikanan.
Sedangkan pelelangan ikan di PPN Pekalongan bisa melebihi 100 ton/hari.
Karena itu, hingga siang hari proses pelelangan masih berlangsung.
Selain itu, kami pun diberikan kesempatan untuk bisa menyaksikan langsung dermaga PPN Pekalongan yang menjadi tempat sandarnya kapal-kapal perikanan.
Bukan hanya kapal berukuran puluhan GT, di PPN Pekalongan juga bersandar kapal nelayan tradisional yang banyak mengoperasikan bubu untuk menangkap rajungan.
Menurut penjelasan nelayan, saat beroperasi setting bubu untuk menangkap rajungan sejumlah 1000 buah yang dipasang seperti menggunakan pancing rawai.
Untuk menarik rajungan masuk ke dalam bubu, nelayan meletakkan umpan berupa ikan atau kulit kerbau.
Perawatan yang mudah dan hasil lebih memuaskan diakui oleh nelayan. Pasalnya, dengan menggunakan bubu, hasil tangkapan lebih mudah untuk dilepas dan tidak rusak.
Sehingga rajungan yang masih utuh ini pun punya nilai jual yang lebih maksimal daripada yang rusak.
Kunjungan ke PPN Pekalongan pada hari Kamis, 31 Oktober 2024 ini pun menjadi agenda yang menarik sebagai rangkaian dari pelatihan alat tangkap ramah lingkungan di BBPI Semarang.
Baca Juga: Nelayan Udang Sukamara: Musim Udang Sebentar Lagi, Ini Momen yang Tepat