Ruang pesisir memiliki peran vital bagi kehidupan manusia. Tidak hanya sebagai habitat ekosistem laut dan pantai, wilayah ini juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat, khususnya nelayan dan pembudidaya perikanan. Namun, tekanan dari aktivitas manusia serta faktor alam seperti abrasi pantai telah menyebabkan kerusakan yang mengancam keberlanjutan lingkungan pesisir dan kehidupan masyarakat sekitar.

Sebagai langkah awal penyusunan tata ruang pesisir yang berkelanjutan, Bidang Budidaya pada 16 Juli 2025 melaksanakan kegiatan penitikan koordinat lokasi abrasi di wilayah pesisir Kabupaten Sukamara. Kegiatan ini bertujuan untuk:

  • Mendata dan memetakan titik-titik abrasi yang terjadi di sepanjang pesisir Sukamara.
  • Menyediakan data spasial awal untuk penyusunan program pengelolaan pesisir terpadu.
  • Mendukung perencanaan kebijakan pemanfaatan ruang pesisir berbasis bukti lapangan.

Pelaksanaan di Lapangan
Tim melakukan penelusuran di beberapa segmen garis pantai yang terdampak abrasi. Menggunakan perangkat GPS, titik-titik koordinat lokasi abrasi dicatat secara akurat. Selain itu, kondisi fisik abrasi diamati secara visual untuk menilai potensi dampaknya terhadap permukiman, vegetasi pantai, dan fasilitas publik. Seluruh temuan juga didokumentasikan secara fotografis dan deskriptif di lapangan.

Temuan Penting

  • Beberapa titik abrasi ditemukan di wilayah pesisir yang minim vegetasi pelindung.
  • Kehilangan garis pantai terindikasi antara 3–8 meter di sejumlah lokasi dalam 2–3 tahun terakhir.
  • Beberapa lokasi abrasi berada dekat dengan permukiman nelayan dan tambak rakyat, sehingga berpotensi mengancam mata pencaharian masyarakat.

Kesimpulan dan Langkah Lanjut
Data spasial dan pengamatan visual yang diperoleh dari kegiatan ini menjadi modal penting untuk menyusun rencana penanggulangan abrasi. Ke depan, data ini dapat dimanfaatkan untuk:

  • Menentukan zona rehabilitasi pantai dan pembangunan infrastruktur pelindung seperti vegetasi sabuk hijau atau pemecah gelombang.
  • Menyusun zonasi pemanfaatan ruang pesisir yang tepat dan berkelanjutan.
  • Mengarahkan kebijakan perlindungan wilayah pesisir berbasis bukti lapangan.

Upaya pemetaan abrasi ini adalah langkah awal penting untuk memastikan bahwa pesisir Sukamara dapat terus memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan ekologis bagi generasi sekarang maupun yang akan datang.

Balai Benih Ikan (BBI) Terantang terus berinovasi dalam mendukung pengembangan budidaya perikanan yang efisien dan berkelanjutan. Salah satu langkah terbarunya adalah penerapan Recirculating Aquaculture System (RAS) — sistem budidaya tertutup yang mengandalkan sirkulasi dan penyaringan air secara berulang, sehingga mampu menghemat air, meningkatkan kepadatan tebar, serta menjaga kualitas lingkungan perairan.

Pada 10 Juli 2025, Bidang Perikanan Budidaya melakukan kunjungan ke BBI Terantang untuk mempelajari penerapan teknologi RAS yang baru dibangun dan mulai dioperasikan. Dalam kunjungan tersebut, para petugas mendapatkan penjelasan langsung mengenai komponen utama sistem, seperti biofilter, filter mekanik, tangki budidaya, sistem aerasi, dan pompa sirkulasi.

Teknologi ini telah digunakan di BBI Terantang untuk pembenihan dan pemeliharaan benih ikan lele, nila, dan patin pada kepadatan tebar yang tinggi. Beberapa keunggulan yang dicatat di antaranya:

  • Efisiensi penggunaan air melalui proses penyaringan dan resirkulasi.
  • Kontrol kualitas air yang lebih mudah sehingga kesehatan ikan terjaga.
  • Kesesuaian untuk wilayah dengan keterbatasan sumber air.

Meski demikian, penerapan RAS juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti kebutuhan keterampilan teknis dalam pengoperasian dan pemeliharaan, serta biaya investasi awal yang relatif tinggi.

Kesimpulan dan Rekomendasi
Penerapan sistem RAS di BBI Terantang menjadi langkah maju dalam modernisasi teknologi budidaya perikanan di daerah. Ke depan, diperlukan:

  • Pelatihan lanjutan bagi petugas dan kelompok pembudidaya.
  • Dukungan anggaran untuk pengembangan sarana RAS, baik di BBI maupun masyarakat.
  • Pendampingan teknis dan monitoring agar sistem beroperasi optimal dan benih yang dihasilkan tetap berkualitas tinggi.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, teknologi RAS berpotensi besar untuk meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga keberlanjutan usaha perikanan di wilayah kita.

Abrasi pantai adalah proses pengikisan daratan pantai yang disebabkan oleh tenaga gelombang laut,arus laut,dan pasang surut.

Fenomena ini dapat merusak garis pantai dan mengurangi luas daratan di wilayah pesisir.

Penyebab abrasi karena dua faktor,yaitu faktor alam dan juga faktor manusia.

Gelombang laut yang kuat, arus laut yang deras, dan pasang surut air laut dapat mengikis pantai secara bertahap termasuk penyebab abrasi dari faktor alam.

Sedangkan penyebab abrasi faktor manusia, yaitu pembangunan infrastruktur di pantai, pengambilan pasir pantai yang berlebihan, dan kerusakan terumbu karang juga dapat mempercepat terjadinya abrasi.

Di daerah pesisir pantai Kabupaten Sukamara yang kita cintai ini juga telah terjadi abrasi.

Kami Tim terdiri dari lima orang,ditugaskan oleh Kepala Dinas Perikanan  yang mana kegiatan ini di pimpin langsung oleh Kabid Budidaya untuk terjun langsung ke titik lokasi di dua Kecamatan.

Perjalanan di mulai dari Desa Sungai Pasir,Desa Sungai Cabang Barat,Desa Sungai Tabuk,Desa Sungai Damar Kecamatan Pantai Lunci.

Sedangkan di Kecamatan Jelai,yaitu Desa Sungai Raja, Desa Sungai Bundung, Desa Sungai Baru serta Kelurahan Kuala Jelai.

Panjang garis pantai di dua Kecamatan ini sekitar 12.182 meter yang mana luas area pantai terdampak abrasi diperkirakan total 125,55 Hektare dengan lebar rata-rata abrasi 50 – 70 meter.

Sedangkan total panjang garis pantai yang rawan abrasi sekitar  1.827 meter.

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah melakukan pengukuran, pengecekan langsung, pengambilan titik koordinat, pengambilan dokumentasi lokasi terdampak dan rawan abrasi. 

Kedepannya akan digunakan oleh pemerintah untuk kepentingan dalam menindaklanjuti ketahap berikutnya.Demikian dari ulun,dan terimakasih.

Baca Juga: 

 

 

Penulis 

Jumri

 

 

calon lokasi budidaya udang

SUKAMARA, pada hari Jum’at, tanggal 09 Mei 2025, telah melaksanakan kegiatan identifikasi rencana calon lokasi budidaya lobster air laut di beberapa desa.

Adapun desa yang menjadi calon lokasi itu adalah Desa Sungai Tabuk, Sungai Damar dan Sungai Bundung.

Selain identifikasi calon lokasi budidaya lobster, tim juga melakukan monitoring pembuatan tempat pembuatan garam dengan sistem Teknologi Ulir Filter (TUF).

Monitoring pembuatan garam berlangsung di Desa Sungai Bundung, Kecamatan Jelai.

Bersama Kabid Budidaya Bapak Lukman JM,S.P dan empat anggota yang terjun langsung ke titik lokasi.

Ada yang menarik dari kegiatan ini,mari ikuti kegiatan kami selanjutnya.

Di Desa Sungai Tabuk terdapat satu tempat penampungan lobster sementara sebelum dikirim dan dijual ke luar Kalimantan.

Daaya tahan lobster untuk hidup sekitar 15 hari didalam kolam beton yang berukuran 2 x 3 meter persegi.

Pengepul mendapat lobster dari nelayan yang kebetulan mendapat lobster.

Walau jumlahnya tidak banyak, karena target tangkapan utama mereka adalah udang atau ikan.

Baca Juga: Dinas Perikanan Sukamara Tangani Kasus Kematian Massal Ikan Patin di Kolam PKK

Apa itu lobster?

Lobster air laut adalah lobster yang hidup di laut. 

Lobster air laut memiliki ciri-ciri seperti ukuran yang lebih besar (sekitar 20-50 cm).

Warna yang bervariasi (merah, jingga, biru), dan makanan yang terdiri dari ikan kecil, moluska, dan krustasea kecil.

 

Perjalanan kemudian berlanjut menuju Desa Sungai Bundung, Kecamatan Jelai.

Diawali dengan pengecekan lokasi dan salinitas air laut bersama ketua dan salah satu anggota Pokdakan Bundung Jaya Abadi di laut Desa Sungai Bundung.

untuk persiapan pembuatan garam dengan sistem TUF pengecekan salinitas air laut perlu dilakukan.

Diketahui dari tiga titik, dari tepian laut sampai sekitar 300 meter ke arah laut.

Hasil pengukuran salinitas dan kecerahan adalah sebagai berikut

  • 26 hingga 28 ppt
  • kecerahan 70 hingga 100 cm

Dengan kadar garam dan tingkat kecerahan tersebut diharapkan bisa terlaksana uji coba pembuatan garam dengan sistem TUF dan berjalan dengan lancar kedepannya.

Apa itu TUF ?

Teknik Tuf (Teknologi Ulir Filter) adalah metode pembuatan garam yang memanfaatkan penguapan air laut melalui petakan-petakan berseri dengan bantuan sinar matahari. 

Teknik ini dikembangkan oleh H. Sanusi, mempercepat proses penguapan air laut, sehingga garam lebih cepat mengkristal dan meningkatkan kualitasnya.

Keunggulan teknik TUF adalah sebagai berikut:

  • Mempercepat Produksi: Proses pembuatan garam menjadi lebih cepat dibandingkan metode tradisional. 
     
  • Meningkatkan Kualitas: Garam yang dihasilkan memiliki kualitas lebih baik. 
     
  • Mengurangi Penyusutan: Teknik Tuf dapat membantu mengurangi penyusutan produksi garam akibat cuaca yang tidak menentu. 
     
  • Peningkatan Produktivitas: Teknik ini bisa meningkatkan produksi garam hingga 100%. 

Baca Juga: Melaksanakan Pengecekan Lokasi dan Pengambilan Ulang Titik Koordinat Tambak Udang Vaname di Desa-Desa di Kecamatan Pantai Lunci

Sumber Gambar Unggulan: DKP Jatim 

Penulis

Jumri

 

Sukamara, 7 Januari 2025 – Tim Dinas Perikanan Sukamara yang terdiri dari Mas Agus, Gery, dan Mas Jumri melakukan pengecekan di kolam ikan milik PKK Kabupaten Sukamara. Langkah ini dilakukan menyusul laporan tingginya angka kematian ikan patin di kolam tersebut.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ikan patin yang mati mengalami infeksi jamur. Untuk mengatasi masalah ini, tim melakukan pengurasan air kolam dan pengukuran kualitas air. Hasilnya, ditemukan bahwa tingkat Dissolved Oxygen (DO) berada di angka 6,9, sementara pH air tercatat hanya 5, yang tergolong asam dan dapat memengaruhi kesehatan ikan.

Sebagai solusi, tim memberikan saran penggunaan ramuan herbal yang ramah lingkungan untuk meningkatkan daya tahan ikan. Ramuan ini terdiri dari satu lembar daun pepaya besar, satu gelas garam (200 cc), kunyit sebesar sejempol tangan, dan dua siung bawang putih. Semua bahan ini diblender hingga halus, lalu larutan diberikan ke dalam satu kolam ikan sebagai upaya pemulihan dan pencegahan.

Diharapkan, langkah ini dapat membantu memulihkan kondisi ikan patin di kolam PKK Sukamara sekaligus menjadi panduan praktis bagi pembudidaya ikan lain dalam menangani masalah serupa. Dinas Perikanan Sukamara berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat dalam menjaga keberlanjutan usaha perikanan budidaya.

 

2 Agustus 2024 Rembuk Penilaian Kelas Kelompok Dilaksanakan di aula kantor desa pulau nibung, kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memberikan penilaian terhadap kelompok-kelompok yang terlibat dalam program pembinaan. Kelompok yang dinilai meliputi Pokdakan Nila Persada, Pokdakan Mutiara Bahari, dan Pokdakan Usaha Maju.
Verifikasi dan Identifikasi Administrasi Proposal. Proses verifikasi dilakukan untuk memastikan kesesuaian administrasi proposal dengan ketentuan yang berlaku. Cek dilakukan terhadap penyuluh dan dokumen terkait yang diserahkan oleh masing-masing Pokdakan.
Rekomendasi: Melakukan tindak lanjut terhadap administrasi yang memerlukan perbaikan. Mengatur jadwal verifikasi lapangan untuk Pokdakan yang memerlukan evaluasi lebih lanjut. Menyusun rencana detail untuk pengembangan perikanan budidaya di Desa Pulau Nibung. Koordinasi lebih lanjut dengan BBAT Mandiangin terkait penerapan pakan ikan mandiri. Implementasi bantuan kolam ikan sesuai dengan rekomendasi yang ada.
 
 

 

Sukamara, 20 Oktober 2023 Kunjungan Oleh Politeknik Negeri Pontianak Ke Balai Benih Ikan Terantang dalam rangka pembelajaran serta pengenalan ke Mahasiswa mengenai apa saja yang ada di Balai Benih Ikan Terantang, Disamping itu disediakan sesi tanya jawab yang dijawab oleh ibu Sri Wahyuni selaku Koordinator BBI. Semoga kedepan BBI bisa menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian.

(Admin)

Sukamara, 19 September 2023 Dinas Perikanan Sukamara melaksanakan kegiatan Lomba Peragaan Busana Kerja Batik Sukamara Berpasangan di Gedung Seni Budaya Sukamara yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kabupaten Sukamara, acara berlangsung meriah karena acara tersebut berlangsung setelah acara lomba masak rempah selesai melaksanakan kegiatan. Semoga lomba seperti ini terselenggara kembali di tahun-tahun selanjutnya.

(Admin)


Sukamara, Dinas Perikanan Mengikuti Pawai Pembangunan pada tanggal 26 Agustus 2023. Pawai dimeriahkan dari tingkat SD, SMP, SMA, serta Umum dan beberapa Organisasi Perangkat Daerah yang mengikuti. Acara sangat meriah karena disaksikan langsung oleh Bupati Sukamara beserta jajarannya. Kedepan semoga acara ini akan terus ada dan semakin berkembang tiap tahunnya.

(Admin)

SUKAMARA, Dinas Perikanan Sukamara PPTK dan PPKOM beserta Staff pada tanggal 17 Juli 2023 melakukan Monitoring dan Evaluasi Bantuan Sarana dan Prasarana Budi Daya Ikan yang Bersumber dari DAK tahun Anggaran 2022 di Desa Sungai Pasir. Dapat dilaporkan bahwa bantuan yang diterima dimanfaatkan dengan baik oleh Kelompok berdasarkan informasi panen dan usaha budi daya tambak ikan masih tetap berlanjut. Kendala dilapangan juga terkait penggunaan pakan buatan belum dirasakan efektif karena pakan alami masih cukup baik. Kendala yang dihadapi pembudi daya tambak adalah banjir rob yang terjadi dengan kondisi tidak dapat diprediksi sehingga banyak tambak jebol. Beberapa solusi yang diharapkan mampu mengatasi kendala tersebut diantaranya rehabilitasi tambak.

(Admin)