identifikasi bbm

Artikel ini berisi cerita kami saat melakukan verifikasi calon penerima bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun 2025 bagi nelayan kecil di Kabupaten Sukamara. 

Bagi Anda yang penasaran dengan ceritanya, simak artikel ini hingga akhir, ya!

Desa Sungai Tabuk 

Cerita perjalanan kami dimulai dari Desa Sungai Tabuk. Sebanyak 8 orang berangkat pukul 09.00 WIB dari kantor menggunakan mobil Sigra. Penuh sesak dalam satu mobil oleh penumpang sudah pasti. Ada lagi barang bawaan seperti printer, toples, dan air mineral satu dus yang menambah sesak mobil Sigra. 

Untunglah perjalanan sekitar 45 menit itu tidak terlalu berat. Jalan yang sudah beraspal dan tidak sedikit lubang sudah cukup membuat nyaman perjalanan. 

Setibanya di desa tujuan, kami melaporkan agenda kami pada hari itu di kantor desa. Mengabarkan apa agenda yang akan kami lakukan di Desa Sungai Tabuk kepada perangkat desa. 

Obrolan yang tidak terlalu panjang itu berakhir dengan sesi foto bersama. Setelahnya, kami bergegas menuju lokasi pendataan di satu titik, Sungai Pinang. 

Sungai Pinang adalah perbatasan antara RT 02 dan 03 Desa Sungai Tabuk. Penghubung antar RT ini adalah jembatan kayu belian yang baru saja dibangun kembali setelah tahun lalu mereng sebelah dan mau ambruk. 

Benar saja, kami telah ditunggu oleh nelayan-nelayan sejak pagi Jumat. Pada pagi itu nelayan memang tidak melaut. Menurut nelayan pada bulan ini adalah musim rajungan.

Tambatan perahu mini yang baru saja selesai di bangun sebelum tahun 2024 berakhir itu pun membuat nyaman pengunjungnya. Ada tempat duduk santai dan tidak kepanasan karena tambatan perahu mini lengkap dengan atap. Bahkan di tambatan perahu mini sudah ada colokan listrik dan lampu penerang. 

Identifikasi dan verifikasi berlangsung kurang lebih 2 jam setengah. Tepat sebelum masuk salat Jumat, kami sudah bisa bernapas lega sebentar untuk istirahat dan menuju masjid. 

Cuaca yang cerah membuat kami gerah dan kehausan. Tenggorokan kering ini pun rasanya mau yang seger. Minum es teh adalah targetnya. Sambil santai di warung, es teh dan roti ramayana ternyata memuaskan dahaga dan perut. 

Hingga berkumandang adzan pertama salat Jumat kami barulah ke masjid. 

Sejak peternakan ayam potong masuk ke desa, kerumunan lalat ada di mana saja. Karpet masjid pun menghitam kerumunan lalat. Walau sangat meresahkan, tapi sudah menjadi dari resiko yang harus dihadapi. Hidup berdampingan dengan lalat-lalat yang selalu membuat khawatir ketika hingga di makanan yang tidak tertutup rapat.

 Sepulangnya dari salat Jumat kami penasaran dengan kelapa muda. Coba negosiasi dengan pemiliknya, kami diizinkan untuk mengambilnya. Masih kurang ilmu memilih kelapa muda yang pas, malah dapat kelapa yang baru mulai berdaging tipis. Jatuhnya dari pohon suka pecah. 

Kelapa muda menjadi teman dari menu kakap goreng dan sambal cencaluk. 

Nikmatnya bukan main. Berkali-kali sudah kami menambah sambal cencaluk. Perpaduan yang cocok sekali. Sebab, ada juga daung singkong yang menambah nikmat makan siang itu.

Untungnya, makan siang nikmat ini berada di rumah orang tua ketua tim verifikasi. Jamuan khususnya terasa sekali. 

Jumat, 24 Januari 2025, ialah hari pertama kami sebagai tim verifikasi untuk mendata langsung calon penerima BBM bersubsidi yang menyenangkan. 

Desa Sungai Pasir

Mulai dari bawah pohon mangrove api-api, di bawah pohon kelapa, dan di rumah Pak Ketua RT, kami bertemu dengan nelayan Desa Sungai Pasir.

Pertemuan itu ada di empat titik kumpul nelayan yang berada di Sungai Pasir: Sungai Ramis, Sungai Buntu, Sungai Lunci, dan Dermaga RT 06. 

Pendataan ini tidak sesuai yang kami prediksi. Dan juga jumlah nelayan di Desa Sungai Pasir juga lebih dari perkiraan. 

Di hari Jumat, 31 Februari 2025, bersama matahari yang totalitas untuk memberikan semangat kepada kami itu pun berlangsung dengan lancar.

Terlebih, suasananya yang tidak beda dengan piknik. 

Mengapa demikian?

Pada hari itu, kami sudah berencana untuk verifikasi dengan sedikit piknik. Perlengkapan piknik keluarga seperti nasi, tikar, kompor portable, dan juga kopi suda kami bawa dari Sukamara.

Tidak hanya itu, lauk pauk seperti ikan asin dan cencaluk juga ada untuk melengkapi perbekalan piknik.

Sesampainya di RT 06, kompor, kopi, dan pop mie tidak bergerak sama sekali. 

Ribet katanya. Sudah ada cencalu, tempe goreng, mie goreng, dan rajungan rebus yang sudah siap makan dan kenyang.

Santap siang itu benar-benar berpihak pada kami. 

Terlebih, es kelapa muda milik ketua RT ternyata menjadi pelengkap sesudah makan yang enak itu. 

Usai makan enak dan perut yang sudah sesak, perjalanan masih berlanjut di RT 02. Kami kira pertemuan di Sungai Lunci sedikit saja. 

Lagi-lagi di luar prediksi, jumlah nelayan dan jarak ke muara sungai itu pun juga jauh. 

Jalan jauh ini pun ternyata juga bermanfaat. Di perjalanan pulang, kami pun dihentikan oleh nelayan setempat untuk singgah sebentar. 

Memang rejeki tidak kemana, kami pun disuguhkan nasi dan beberapa lauk di nampan atau juga disebut saprahan itu menjadi makan sore kami. 

Desa Sungai Pasir menjadi desa kedua verifikasi BBM bersubsidi tahun 2025 yang lepas di luar perkiraan kami. 

Di luar pekiraan jumlah nelayannya.

Tidak kami kira bisa se-happy itu. 

Di luar perkiraan dapat makan sore di tempat kondangan nikahan. 

Baca Juga: Sosialisasi Mengurangi Resiko Kecelakaan di Laut Bagi Nelayan dan Peraturan Perikanan Tentang E-Pas Kecil

Desa Sungai Cabang Barat

Cabang Barat atau juga disebut Jorong adalah desa yang berada di pusat Kecamatan Pantai Lunci. 

Di desa ini punya banyak nelayan penangkap rajungan, udang, ikan bertulang sejati, dan ikan bertulang rawan. 

Terdiri dari 10 RT dan 5 titik pertemuan, di desa ini kami harus melaksanakan identifikasi selama dua hari. 

Hari pertama kami berada di RT 06 hingga 10. Sedangkan hari kedua adalah RT 01 sampai 05. 

Mulai dari kekenyangan minum air kelapa sampai kenyang makan siang dengan lauk ikan asin kembung jadi ialah menu yang pas di teriknya matahari siang itu. 

Maklum saja, pada bulan Februari awal tahun 2025 ini, nelayan Sungai Cabang Barat banyak menangkap ikan kembung. Terutama nelayan-nelayan pure seine. 

Desa Sungai Damar

Di bawah pohon cemara yang condong ke timur karena angin yang bertiup cukup kencang, kami menjumpai nelayan RT 01 hingga 04 Desa Sungai Damar. 

Umumnya nelayan di desa ini adalah nelayan udang dan ikan. 

Siang menjelang sore itu pun kami menerima rezeki tidak terduga. Ikan bawal bakar besar bagian ekornya dagingnya nikmat sekali. 

Kami sebenarnya hanya ingin menumpang tempat untuk makan. Tapi ternyata ada keluarga nelayan yang sedang membakar ikan dan senang hati membaginya kepada kami. 

Tekstur daging ikan bawal bakar memang khas. Tak bisa berhenti mengutip daging yang masih panas itu. Segar sekali dagingnya, karena ikannya baru didapat pagi tadi. 

Desa Sungai Baru

Salah satu desa yang berada di Kecamatan Jelai ini jumlah penduduknya tidak lebih dari 100 KK dan mayoritas beragama muslim. Di desa ini hanya memiliki satu sekolah, yakni Sekolah Dasar.

Nah, untuk fasilitas kesehatannya, Desa Sungai Baru punya satu bangunan poskesdes. Namun, sudah terbengkalai atau tidak terawat lagi. 

Di jalan desa yang hanya cukup satu mobil itu ada banyak anjing berlalu lintas dan juga hewan-hewan ternak (unggas) yang berkeliaran.

Karena desa ini tidak lebih dari 100 KK, dan hanya punya tempat ibadah satu buah masjid yang sedang dalam tahap renovasi. Dan sungguh sayang masjidnya masih kurang terawat.

Sebagai desa yang berada di garis pantai tidak bisa terhindar dari banjir rob dan pasang tinggi.

Pada akhir tahun 2024, Desa Sungai Baru adalah salah satu desa yang terdampak banjir rob. Menurut warga, banjir rob memang sering terjadi setiap tahunnya sebanyak satu kali. 

Karena sudah beradaptasi dengan lingkungannya, masyarakat setempat menganggap hal ini sudah biasa saja. 

Dan mereka sangat bersyukur, karena pada akhir tahun 2024 sudah bisa menikmati air tawar dari PDAM. 

Selain PDAM, fasilitas lainnya seperti listrik juga lebih dulu ada di Desa Sungai Baru untuk menerangi di gelapnya malam. 

Walau berada di daerah pesisir yang jauh dari kabupaten/kota. Desa Sungai Baru dianugrahi oleh laut yang kaya. 

Nelayan adalah profesi utama yang ada di desa ini. Tangkapan utama mereka adalah udang ayu. 

Udang ayu memberikan kehidupan yang pasti bagi penduduk desa. Satu kilo udang ayu super hidup bisa tembus mencapai 700 ribu. 

Baca Juga: Penyaluran BBM Sebanyak 5.300 liter Dexlite di Desa Sungai Tabuk dan Sungai Damar

Kuala Jelai

Matahari belum membenamkan dirinya, kapal-kapal nelayan mulai merapat. Ibu-ibu sibuk memilah-milah ikan kecil dan besar.

verifikasi nelayan kuala jelai

Angin yang membawa aroma ikan asin pun menusuk hidung sudah biasa dihirup sehari-hari. Inilah kehidupan di Kuala Jelai. 

Nelayan ialah profesi terbesar di Kuala Jelai untuk menghidupi keluarga dan pendidikan anak-anaknya. 

Di tanggal 15 April 2025 kami berkesempatan menjumpai nelayan-nelayan Kuala. Verifikasi calon penerima BBM bersubsidi untuk nelayan pada hari itu adalah daerah terakhir yang kami kunjungi.

Hari yang tenang memang tidak mereka sia-siakan untuk melaut. Tak heran jika pada kesempatan itu tidak banyak nelayan yang bisa kami jumpai. 

Mungkin ini juga dari kekecewaan nelayan pada waktu itu. Dan itu memang bukan atas kendali kami. Kami hanya bisa berjuang sampai kepada kemampuan yang ada. 

Namun, kami harap kekecewaan yang ada tidak berlarut-larut. Pasalnya kami juga tidak mau nelayan kami merasa kecewa. 

 

 

Sukamara, 7 Januari 2025 – Tim Dinas Perikanan Sukamara yang terdiri dari Mas Agus, Gery, dan Mas Jumri melakukan pengecekan di kolam ikan milik PKK Kabupaten Sukamara. Langkah ini dilakukan menyusul laporan tingginya angka kematian ikan patin di kolam tersebut.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ikan patin yang mati mengalami infeksi jamur. Untuk mengatasi masalah ini, tim melakukan pengurasan air kolam dan pengukuran kualitas air. Hasilnya, ditemukan bahwa tingkat Dissolved Oxygen (DO) berada di angka 6,9, sementara pH air tercatat hanya 5, yang tergolong asam dan dapat memengaruhi kesehatan ikan.

Sebagai solusi, tim memberikan saran penggunaan ramuan herbal yang ramah lingkungan untuk meningkatkan daya tahan ikan. Ramuan ini terdiri dari satu lembar daun pepaya besar, satu gelas garam (200 cc), kunyit sebesar sejempol tangan, dan dua siung bawang putih. Semua bahan ini diblender hingga halus, lalu larutan diberikan ke dalam satu kolam ikan sebagai upaya pemulihan dan pencegahan.

Diharapkan, langkah ini dapat membantu memulihkan kondisi ikan patin di kolam PKK Sukamara sekaligus menjadi panduan praktis bagi pembudidaya ikan lain dalam menangani masalah serupa. Dinas Perikanan Sukamara berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat dalam menjaga keberlanjutan usaha perikanan budidaya.

sosialisasi peraturan perikanan sukamara

Sosialisasi peraturan perikanan di Kecamatan Sukamara kali ini berlangsung dengan lancar. Terlebih, sosialisasi ini langsung membuka gerai pendaftaran e-pas kecil yang dipandu langsung oleh pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Perikanan Kelas IV. 

Berlangsung di Kecamatan Sukamara, peserta sosialisasi terdiri dari nelayan-nelayan yang beroperasi di perairan sungai, rawa dan danau. 

Di Kecamatan Sukamara, nelayan-nelayan yang aktif menangkap ikan merupakan nelayan kecil. Pada umumnya, nelayan ini menggunakan perahu dengan ukuran 1 GT. 

Karena itu, kapal-kapal nelayan di Kecamatan Sukamara mendaftar e-pas kecil. 

Selain mengenal dan mendaftarkan kepal untuk memiliki e-pas kecil, nelayan juga mengenal sistem kelembagaan perikanan. 

Pada materi kelembagaan ini, nelayan diajak oleh penyuluh perikanan untuk mengenal administrasi, kepemimpinan, kewajiban anggota, hingga peraturan-peraturan perikanan. 

Sosialisasi yang berlangsung pada tanggal 10 Desember 2024 ini pun diikuti peserta yang antusias atau aktif dalam menyerap materi-materi yang disampaikan. 

Masih banyak lagi kegiatan Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara untuk terus membina, membimbing, dan mendampingi untuk menjadi nelayan yang handal. 

Tidak hanya handal, melalui program pemerintah daerah kegiatan-kegiatan berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan skill ini pun ingin menciptakan nelayan yang profesional dan mampu beradatpasi. 

Serta tentunya bisa meningkatkan kemandirian dan meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui program-program yang ada. 

Baca Juga: Sosialisasi Mengurangi Resiko Kecelakaan di Laut Bagi Nelayan dan Peraturan Perikanan Tentang E-Pas Kecil

uji coba jaring hela dasar dengan turtle excluder device

Sebanyak 40 nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring hela dasar (JHD) di Kuala Jelai, mengenal, merakit, dan mencoba langsung JHD dengan TED.

Turtle Excluder Device (TED) ialah instrument tambahan pada alat tangkap jaring hela dasar.

Jaring hela dasar dengan TED adalah upaya untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan. Terlebih, tangkapan sampingan berupa biota-biota yang dilindungi seperti penyu.

Karenanya penggunaan jaring hela dasar dengan TED ini menjadi salah satu syarat alat tangkap ramah lingkungan yang sudah masuk dalam peraturan KKP.

Pada hari Rabu dan Kamis, 21–22 November 2024, nelayan di Kelurahan Kuala Jelai mengenal hingga berkesempatan langsung mencobanya bersama tim ahli dari BBPI Semarang.

Sosialisasi sekaligus pelatihan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan satu ini telah teselenggara selama dua hari.

Hari pertama, nelayan mengenal apa itu TED. Lalu, di hari kedua, narasumber dari Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang mengenalkan kebermanfaatan TED pada jaring hela dasar.

Selama dua hari pula, nelayan mengikuti sosialisasi dan pelatihan ini denga antusias. Bahkan dengan senang hati menggunakan perahunya untuk digunakan saat uji coba jaring hela dasar dengan TED.

Dengan telah terselenggaranya sosialisasi dan pelatihan ini, harapannya nelayan di Kelurahan Kuala Jelai bisa melengkapi alat tangkap JHD dengan TED secara perlahan.sosialisasi ted kuala jelai

Pasalnya, penggunaan TED pada alat tangkap jaring hela dasar telah tertuang dalam peraturan Menteri KKP Nomor 18 Tahun 2021.

Selain sebagai upaya untuk melindungi dan melestarikan penyu, penggunaan alat tangkap ramah lingkungan juga bertujuan untuk melestarikan sumber daya ikan.

Sumber daya ikan yang lestari tentunya akan berdampak positif secara ekonomi dan ekosistem.

Dari sosialisasi dan pelatihan ini, kedepannya nelayan-nelayan di Kabupaten Sukamara bisa lebih cakap dan profesional pada bidang kemaritiman.

Pemberdayaan nelayan kecil serupa kedepannya juga akan terus diupayakan terselenggara oleh Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara.

Sehingga, pemanfaatan sumber daya laut dan tenaga-tenaga ahli pada bidang kemaritiman lebih professional.

Pada kesempatan ini pula, Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara mengucapkan terima kasih kepada para nelayan Kelurahan Kuala Jelai yang antusias mengikuti pelatihan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada perwakilan BBPI Semarang yang sudi berkenan untuk mengenalkan TED kepada nelayan Kuala Jelai.

Baca Juga: Sosialisasi Mengurangi Resiko Kecelakaan di Laut Bagi Nelayan dan Peraturan Perikanan Tentang E-Pas Kecil

pelatihan kerajinan tangan dari cangkang ikan dan sisik ikan

Ada banyak cerita sekaligus pengalaman dari kegiatan pelatihan kerajinan tangan dari cangkang kerang dan sisik ikan di Desa Sungai Cabang Barat, Pantai Lunci.

Seperti apa cerita dan pengalamannya?

Simak di bawah ini, ya!

Menghidu resin untuk pertama kalinya

Menyentuh resin yang sudah mengeras mungkin sudah sering. Pasalnya, banyak sekali barang-barang yang terbuat dari resin, gantungan kunci misalnya.

Namun, melihat resin yang masih cair mungkin saja ini pertama kalinya bagi peserta yang mayoritasnya adalah masyarakat pesisir. 

Dan karena itu pula, ini adalah kali pertama menghidu resin. Aroma yang begitu menggelegar tidak sedikit membuat peserta menutup hidungnya rapat-rapat.

Peserta pun bertanya, “Di mana bisa mendapatkan bahan ini?”

“Toko bangunan menyediakan resin dan pendampingnya.” Pungkas narasumber.

Asap HCL yang terhidu menyakitkan hidung

Bahan cair kedua yang penting dalam pemanfaatan cangkang kerang adalah asam klorida (HCL).

Jenis bahan cair kedua ini pun juga baru bagi peserta.

Asap dengan bau asam yang menyengat membuat sakit hidung.

Sifat asam yang kuat dan korosif ini memang terkenal bahaya. Kulit yang bersentuhan langsung dengan HCL akan terasa panas bahkan hingga luka.

Karena sifatnya yang keras, HCL bermanfaat sebagai bahan kimia pembersih kerak yang membandel. Pada cangkang kerang misalnya. 

Asam kuat ini pun seketika meluluh lantakkan kotoran-kotoran pada cangkang kerang dalam waktu yang singkat. Bahkan lebih singkat dari bahan lainnya, sebut saja natrium hipoklorit. kerajinan sisik ikan dan cangkang kerang

Karena bermanfaat sebagai bahan pembersih, HCL bisa kita peroleh secara bebas di toko-toko bangunan. Dan gunakan sesuai anjuran pemakaian dan petunjuk pemakaian.

Gunakan masker, kacamata pelindung, dan pelindung tangan atau kaos tangan berbahan lateks saat menggunakannya.

Kerang yang dipotong membujur/dibelah lebih cantik

Kami biasa mengenalnya dengan kerang ketuyung. 

Ketuyung yang dipotong membujur dengan dibuang sisi yang melengkung hasilnya cantik. 

Rongga-rongga kerang menjadi ukiran alami bernilai seni yang merupakan anugrah dari alam. 

Sisik ikan yang lentur mudah untuk dibentuk

Berbagai macam sisik ikan yang sudah kering dan diwarnai lebih mudah dan juga cocok dibentuk berbagai macam kerajinan. 

Kelenturan yang maksimal bisa memudahkannya untuk bisa dibentuk seperti bunga. 

Karenanya banyak peserta bisa membuatnya menjadi bros, anting-anting, dan bentuk lainnya. 

Selama tiga hari, 18 hingga 20 November 2024, peserta, narasumber, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah sebagai penyelenggara telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan.

Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara juga berkesempatan menjadi peserta pelatihan dan mendampingi kegiatan ini selama tiga hari.

Baca Juga: Unik, Nelayan Sukamara Mengenal Cara Pelelangan Ikan dan Penangkapan Rajungan di PPN Pekalongan

ppn pekalongan pelelangan ikan

Hal yang baru bagi kami ketika berkunjung ke PPN Pekalongan dan melihat langsung proses pelelangan ikan dan nelayan bubu. 

Terlebih, PPN Pekalongan merupakan pelabuhan kapal perikanan yang aktif melakukan pelelangan dan menjadi tempat bersandar kapal-kapal perikanan berukuran puluhan GT. 

Di dampingi oleh perwakilan BBPI Semarang dan PPN Pekalongan, kami juga berkesempatan untuk mengenal aktivitas PPN, tempat pelelangan, dan berbincang bersama nelayan. 

Kami lansir dari laman Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan, PPN Pekalongan sudah ada sejak 28 Mei 1978. Pada tahun itu, resmi menjadi PPN di bawah Kementerian Pertanian. 

Selanjutnya, pada 1 Juni 2001, PPN Pekalongan merupakan UPT Departemen Kelautan dan Perikanan dibidang Prasarana Perikanan. Dengan ini, PPN Pekalongan berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan. 

Hingga tahun 2024, PPN Pekalongan menjadi tempat bersandarnya kapal-kapal perikanan berukuran 30 hingga 56 GT dengan rincian sebagai berikut:

  1. 192 kapal berukuran > 30 GT 
  2. 114 kapal berukuran < 56 GT
  3. 20 kapal berukuran <30 GT

Serta memiliki jumlah nelayan/ABK sebanyak 4.584 orang. 

Alat tangkap paling banyak digunakan adalah purseine yang ada pada 131 kapal perikanan. 

Sedangkan pelelangan ikan di PPN Pekalongan bisa melebihi 100 ton/hari. 

Karena itu, hingga siang hari proses pelelangan masih berlangsung. 

Selain itu, kami pun diberikan kesempatan untuk bisa menyaksikan langsung dermaga PPN Pekalongan yang menjadi tempat sandarnya kapal-kapal perikanan.

Bukan hanya kapal berukuran puluhan GT, di PPN Pekalongan juga bersandar kapal nelayan tradisional yang banyak mengoperasikan bubu untuk menangkap rajungan. 

Menurut penjelasan nelayan, saat beroperasi setting bubu untuk menangkap rajungan sejumlah 1000 buah yang dipasang seperti menggunakan pancing rawai.

Untuk menarik rajungan masuk ke dalam bubu, nelayan meletakkan umpan berupa ikan atau kulit kerbau.

Perawatan yang mudah dan hasil lebih memuaskan diakui oleh nelayan. Pasalnya, dengan menggunakan bubu, hasil tangkapan lebih mudah untuk dilepas dan tidak rusak. 

Sehingga rajungan yang masih utuh ini pun punya nilai jual yang lebih maksimal daripada yang rusak. 

Kunjungan ke PPN Pekalongan pada hari Kamis, 31 Oktober 2024 ini pun menjadi agenda yang menarik sebagai rangkaian dari pelatihan alat tangkap ramah lingkungan di BBPI Semarang.

Baca Juga: Nelayan Udang Sukamara: Musim Udang Sebentar Lagi, Ini Momen yang Tepat

pelatihan jaring hela dasar dengan ted

Jaring hela dasar (JHD) dengan pemisah penyu dikenalkan pada perwakilan nelayan perairan laut, penyuluh perikanan, dan tim pengelola produksi perikanan tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara. 

Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang menjadi tempat kami untuk meningkatkan kapasitas sebagai nelayan dan pengelola produksi perikanan tangkap. 

Berlangsung sejak tanggal 28 Oktober-01 November 2024, di BBPI Semarang, nelayan, penyuluh perikanan, dan tim pengelola produksi perikanan tangkap mengenal alat tangkap ramah lingkungan hingga rumah ikan. 

Alat tangkap ramah lingkungan yang dikenalkan pada kami terdiri dari dua sifat, aktif dan pasif.

Dari sifat aktif, kami mengenal satu alat tangkap, yakni jaring hela dasar dengan pemisah penyu (TED). Sedangkan alat tangkap bersifat pasif dikenal dua jenis alat tangkap, bubu ikan dan bubu rajungan.

Pengenalan alat tangkap ramah lingkungan disampaikan oleh pemateri yang berkompeten pada bidangnya. 

Materi berupa desain alat tangkap dan praktik perakitan alat tangkap menjadi agenda pelatihan di BBPI Semarang.

Dari pelatihan ini kami mengenal bahwa bubu ikan dan bubu rajungan adalah alat tangkap yang ramah lingkungan dan menguntungkan.

Dengan polesan dan sentuhan oleh para ahli, bubu rajungan dan bubu ikan bisa lebih nyaman dibawa di atas kapal dan mudah untuk perawatannya.

Sentuhan para ahli tersebut membuat bubu lebih nyaman karena bisa dilipat. Sehingga tidak memakan ruang yang serba terbatas di atas kapal.

Pada sesi selanjutnya, pengenalan jaring hela dasar dengan TED menjadi materi yang lebih kompleks dari bubu. 

Penggunaan jaring hela dengan TED ini dirancang untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan. Terlebih penyu yang merupakan biota laut yang statusnya dilindungi secara hukum. 

Karenanya dibuatlah desain jaring hela dasar ini dengan pemisah penyu. 

Dengan TED ini, penyu yang semula masuk ke dalam jaring bisa langsung keluar seketika menabrak besi yang sudah diposisikan sedemikian rupa. 

Selain bisa memisahkan penyu, jaring hela dasar menggunakan TED punya beberapa keunggulan lainnya seperti mengurangi sampah. Sehingga hasil tangkapan berupa udang lebih bersih dari sampah-sampah yang tidak bernilai.

Di pasar global, penggunaan jaring hela dasar menggunakan TED ini menjadi syarat khusus diterimanya hasil tangkapan utama berupa udang.

Untuk itu, program penggunaan jaring hela dasar menggunakan TED terus disosialisasikan untuk kelestarian sumber daya ikan dan penyelamatan biota yang dilindungi. 

Baca Juga: Nelayan Udang Sukamara: Musim Udang Sebentar Lagi, Ini Momen yang Tepat

sosialisasi keselamatan pelayaran

Mampu mengidentifikasi potensi-potensi resiko yang bisa menyebabkan kecelakaan di laut dapat mencegah terjadinya resiko kecelakaan. 

Misalnya, tidak melaut saat cuaca sedang buruk.

Dengan mengetahui kondisi cuaca yang sedang buruk melalui perkiraan cuaca di handphone, maka itu adalah salah satu tindakan mencegah resiko. 

Pasalnya, kecelakaan di laut juga disebabkan oleh kelalaian. Lalai memabaca informasi dan lalai membawa alat keselamatan ialah hubungan yang sangat berpengaruh signifikan. 

Oleh karenanya, selalu mawas diri dan membekali diri dengan pengetahuan dapat mengurangi resiko kecelakaan di laut. 

Setiap individu harus bertanggung jawab terhadap keselamatan dirinya sendiri. 

Untuk menumbuhkan jiwa tanggung jawab dan kesadaran akan pentingnya keselamatan tentunya bermula dari pengetahuan. 

Pengetahuan bisa kita peroleh melalui membaca, mengamati, obrolan atau berdiskusi dengan orang lain.

Berdasar UU NO 17 Tahun 2008 Tentang Keselamatan Pelayaran. Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pembinaan, pelatihan, hingga pengawasan keselamatan pelayaran. 

Ini perlu dilakukan untuk membentuk sumber daya manusia yang berjiwa bahari, profesional, dan mampu dalam menghadapi tantangan.

Oleh karena itu, pada Kamis, 24 Oktober 2024, Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara menyelenggarakan Sosialisasi Mengurangi Resiko Kecelakaan di Laut Bagi Nelayan dan Peraturan Perikanan Tentang E-Pas Kecil.

Sosialisasi ini diikuti lebih dari 50 nelayan tradisional yang ada di Kecamatan Pantai Lunci. 

Perwakilan dari kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Perikanan Kelas IV Kabupaten Sukamara menjadi narasumber utama pada kegiatan sosialisasi ini. 

Pemaparan materi tentang berbagai macam kecelakaan di laut dan alat-alat keselamatan diikuti dengan seksama oleh peserta. 

Nah, kecelakaan di laut yang sering terjadi pada kapal-kapal nelayan kecil terdiri dari:

  1. tubrukan,
  2. tenggelam, dan
  3. terbakar.

Tiga kecelakaan di laut itu pun terjadi karena berbagai faktor. Bisa saja karena faktor cuaca, kelalaian, hingga mesin yang terbakar. 

Untuk mengurangi resikonya, alat keselamatan di kapal harus tersedia. Pelampung, alat komunikasi, identias kapal, hingga cermin sangat penting sebaai alat keselamatan pelayaran. 

Tidak hanya berakhir pada faktor yang menyebabkan kecelakaan, contoh-contoh kecelakaan di laut, dan alat keselamatan. 

Di kesempatan yang baik itu pula disampaikan pentingnya kelengkapan dokumen kapal nelayan, pas kecil. 

Pas Kecil bukan saja sebagai dokumen legalitas kapal berukuran 1 hingga 6 GT. Namun, pas kecil juga dokumen untuk identifikasi kapal jika terjadi kecelakaan di laut. 

Pasalnya, pada pas kecil terdapat nomor atau kode kapal yang terdaftar. 

Oleh karena itu, pemasangan identitas kapal sesuai nomor KTA di pas kecil sifatnya adalah wajib. 

Jika tidak memasang KTA atau nomor registrasi di kapal maka termasuk pelanggaran hukum. 

Pemasangan nomor registrasi di kapal lebih disarankan dengan cara memahatnya di kayu. Atau bisa juga dengan dituliskan dengan menggunakan cat di bagian tertentu pada kapal. 

Baca Juga: Nelayan Udang Sukamara: Musim Udang Sebentar Lagi, Ini Momen yang Tepat

cara meningkatkan hormon progesteron wanita

Ada 3.656 jiwa yang tinggal di rumah-rumah tanpa halaman rumah yang akan lebih rapi jika tumbuh rerumputan hijau. 

Pemukiman yang berada di muara Sungai Jelai dan akan tergenang air saat air air laut sedang pasang tinggi itu pun terhubung dengan jembatan kecil.

Keterhubungan antar warga memberikan kehangatan suasana pada sebuah kampung nelayan yang mayoritasnya adalah orang melayu.

Bahasa dan kebudayaan menjadi sebuah jembatan untuk mencapai sebuah tujuan yang mulia sebagai warga kampung, yaitu kerukunan dan keharmonisan.

Kerukunan dan keharmonisan yang merupakan bagian dari ikatan sosial dalam kehidupan bermasyarakat ini memiliki pengaruh penting terhadap diri seseorang.

Terlebih, pada kalangan ibu-ibu yang secara emosional dan komposisi hormon dalam tubuhnya berbeda dengan laki-laki.

Pada wanita, ikatan sosial berpengaruh dalam produksi hormon progesteron.

Hormon yang berperan terhadap sikap peduli dan bersahabat pada wanita akan membangkitkan rasa senang.

Keberadaan hormon progesteron dan estrogen dalam jumlah yang seimbang akan membantunya secara psikologis. Dengan keseimbangan ini pula, seorang wanita lebih mampu untuk mencintai dan bagahia dengan dirinya sendiri.

Pasalnya, ketidakseimbangan hormon tidak hanya memicu stres. Namun, juga membayangi kebutuhannya untuk lebih banyak terhadap ikatan sosial.

Memasak adalah salah satu kegiatan wanita yang mampu meningkatkan kadar hormon progesteron.

Terlebih, jika kegiatan memasak dilakukan bersama teman-temannya. Ini akan lebih meningkatkan letupan hormon yang membuatnya kembali ke sisi feminin.

Pada Kamis, 20 Juni 2024, di aula Kelurahan Jelai, Kecamatan Kuala Jelai, bersama ibu-ibu kelompok pengolah menjadi kegiatan untuk meningkatkan ikatan sosial.

Balai Pelatihan dan Penyuluh Perikanan Banyuwangi, melalui penyuluh perikanan Kecamatan Kuala Jelai terselenggara sebuah kegiatan yang tidak hanya membentuk ikatan sosial.

Namun, dengan keseimbangan hormon dalam tubuh. Maka berbagai fungsi tubuh, mulai dari metabolisme hingga reproduksi dapat berjalan dengan baik, demikian yang kami kutip dari RS Budi Medika.

Baca Juga: Gemar Makan Ikan Agar Sehat dan Cerdas

kerja cerdas era digital

Ada sekitar 1000 nama yang terdaftar sebagai penerima bantuan langsung dari Pemprov pada bidang usaha perikanan.

Seribu nama itu harus terkonfirmasi dengan cepat. Oleh karenanya, kami melakukan koordinasi kepada pihak desa yang nama-nama warganya tercantum sebagai penerima bantuan langsung.

Jumlah yang tidak sedikit itu pun selain menguras tenaga, juga cukup menguras pikiran.

Terlebih, sinkronisasi data penerima bantuan langsung itu harus segera kami selesaikan.

Pada Kamis malam, 06 Juni 2024, kami membuat sebuah keputusan penting yang harus diambil dalam waktu singkat.

Keputusan itu adalah sinkronisasi data penerima bantuan ke setiap desa dan kelurahan yang ada di lima kecamatan.

Kami sedikit beruntung. Pasalnya, sinkronisasi data pelaku usaha perikanan yang berhak menerima bantuan langsung itu hanya membutuhkan kartu keluarga dan kartu tanda penduduk.

Cerita akan berbeda, jika sinkronisasi data membutuhkan kelengkapan administrasi usaha.

Menginap di salah satu desa atau kelurahan bukan hal yang tidak mungkin jika itu benar-benar dibutuhkan.

Tim yang telah terbentuk pada hari Kamis malam itu pun berangkat ke daerah tujuannya masing-masing, pada hari Jumat pagi, 07 Juni 2024.

Setiap tim yang bertugas pada daerahnya memiliki ceritanya sendiri.

Kerja cerdas dan cekatan pun sangat dibutuhkan.

Terlebih, era digital yang kita alami sekarang menuntut kita untuk beradaptasi dan mampu memanfaatkannya dengan baik. Khususnya untuk kelancaran di bidang pemerintahan.

Oleh itu, sinkronisasi data penerima bantuan langsung kami lakukan dengan memadukan kecanggihan era digital dan kerjasama tim.

Tips kerja cerdas era digital

Kita yang hidup dalam era digital menghadirkan berbagai kemudahan dalam hal komunikasi dan informasi.

Kendati demikian, kecerdasan manusia sebagai pelaku utama adalah motor utamanya.

Sebab, kitalah yang mengendalikan kebutuhan atas berbagai informasi itu.

Tidak mengeluarkan tenaga lebih untuk mendapatkan informasi benar-benar kita rasakan sebagai kecanggihan di era digital.  

Tidak untuk terlena karena kemudahan akses informasi dan data yang bisa kita dapatkan. Era digitial juga tetap membutuhkan keterampilan penting lainnya.

Di bawah ini beberapa keterampilan yang tetap kita kuasai.

Komunikasi

Terjalinnya komunikasi yang baik secara digital dan interaksi langsung kepada pihak yang terlibat akan mempermudah alur sebuah pekerjaan.

Memberikan informasi yang terstruktur dan mudah dipahami merupakan keahlian penting dan dibutuhkan setiap orang pada masa kini.

Demikian pula yang kami butuhkan ketika melaksanakan tugas sinkronisasi data penerima bantuan sarana dan prasarana pelaku usaha perikanan.

Wilayah yang kecil atau luas sekalipun tidak akan terjalin menjadi satu jika tidak ada komunikasi kepada seluruh pihak yang terlibat.

Teliti

Kerja cerdas era digital selanjutnya yang tidak kalah penting bagi kita sebagai pelaku utamanya adalah teliti.

Teliti dalam menyiapkan dan mengidentifikasi hal-hal berguna atau tidak yang mungkin bisa saja terjadi selama mengerjakan sebuah tugas adalah keterampilan dasar.

Terlebih, dalam menjalankan sebuah tugas dengan jumlah yang tidak sedikit dan jauh dari wilayah kedudukan.

Tidak teliti akan menimbulkan dampak yang signifikan bagi kita sebagai pelaku.

Materi dan tenaga adalah dua contoh dampak yang akan terasa langsung jika sinkronisasi data ke pihak desa tidak teliti.

Peduli

Kerja tim akan meringankan tugas yang diberikan oleh pimpinan kepada kita.

Tim yang terdiri dari beberapa individu dengan pikiran yang berbeda adalah sebuah tantangan.

Selain komunikasi, tantangan dapat kita lewati bersama sebagai sebuah tim dengan rasa peduli.

Menanyakan bagian-bagian yang belum terlaksana oleh tim kepada sesama anggota adalah bentuk peduli yang harus kita pupuk dalam era digital.

Terlebih, peduli terhadap kesehatan teman satu tim.

Beretika

Dengan tidak terbatasnya ruang dan waktu di era digital, bukan berarti kita dapat mengabaikan suatu hal yang bisa membuat orang tersakiti.

Pada era digital, etika harus kita junjung tinggi.

Santun dalam berinteraksi dan menyampaikan informasi dalam bentuk digital akan membuat lawan bicara kita menjadi nyaman.

Kenyamanan berinteraksi dapat berdampak positif terhadap tugas yang melibatkan banyak orang.

Fisik yang prima

Kemajuan teknologi informasi tidak hanya mempermudah pekerjaan kita, tapi juga menuntut kita untuk selalu bekerja dengan waktu fleksibel.

Sebab, kapan pun itu pekerjaan akan selalu datang, dan membutuhkan pikiran serta tenaga yang tidak sedikit.

Tidak sedikit orang-orang yang mengalami kelelahan ketika harus melakukan pekerjaan dengan intensitas yang tinggi di era digital.

Dibutuhkan fisik yang prima untuk bisa menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang cepat.

Nah, itu adalah tips bekerja yang dibutuhkan dari dulu hingga era digital dengan adaptasi-adaptasi yang diperlukan.

Baca Juga: Gemar Ikan Agar Sehat dan Cerdas