pelatihan kerajinan tangan dari cangkang ikan dan sisik ikan

Ada banyak cerita sekaligus pengalaman dari kegiatan pelatihan kerajinan tangan dari cangkang kerang dan sisik ikan di Desa Sungai Cabang Barat, Pantai Lunci.

Seperti apa cerita dan pengalamannya?

Simak di bawah ini, ya!

Menghidu resin untuk pertama kalinya

Menyentuh resin yang sudah mengeras mungkin sudah sering. Pasalnya, banyak sekali barang-barang yang terbuat dari resin, gantungan kunci misalnya.

Namun, melihat resin yang masih cair mungkin saja ini pertama kalinya bagi peserta yang mayoritasnya adalah masyarakat pesisir. 

Dan karena itu pula, ini adalah kali pertama menghidu resin. Aroma yang begitu menggelegar tidak sedikit membuat peserta menutup hidungnya rapat-rapat.

Peserta pun bertanya, “Di mana bisa mendapatkan bahan ini?”

“Toko bangunan menyediakan resin dan pendampingnya.” Pungkas narasumber.

Asap HCL yang terhidu menyakitkan hidung

Bahan cair kedua yang penting dalam pemanfaatan cangkang kerang adalah asam klorida (HCL).

Jenis bahan cair kedua ini pun juga baru bagi peserta.

Asap dengan bau asam yang menyengat membuat sakit hidung.

Sifat asam yang kuat dan korosif ini memang terkenal bahaya. Kulit yang bersentuhan langsung dengan HCL akan terasa panas bahkan hingga luka.

Karena sifatnya yang keras, HCL bermanfaat sebagai bahan kimia pembersih kerak yang membandel. Pada cangkang kerang misalnya. 

Asam kuat ini pun seketika meluluh lantakkan kotoran-kotoran pada cangkang kerang dalam waktu yang singkat. Bahkan lebih singkat dari bahan lainnya, sebut saja natrium hipoklorit. kerajinan sisik ikan dan cangkang kerang

Karena bermanfaat sebagai bahan pembersih, HCL bisa kita peroleh secara bebas di toko-toko bangunan. Dan gunakan sesuai anjuran pemakaian dan petunjuk pemakaian.

Gunakan masker, kacamata pelindung, dan pelindung tangan atau kaos tangan berbahan lateks saat menggunakannya.

Kerang yang dipotong membujur/dibelah lebih cantik

Kami biasa mengenalnya dengan kerang ketuyung. 

Ketuyung yang dipotong membujur dengan dibuang sisi yang melengkung hasilnya cantik. 

Rongga-rongga kerang menjadi ukiran alami bernilai seni yang merupakan anugrah dari alam. 

Sisik ikan yang lentur mudah untuk dibentuk

Berbagai macam sisik ikan yang sudah kering dan diwarnai lebih mudah dan juga cocok dibentuk berbagai macam kerajinan. 

Kelenturan yang maksimal bisa memudahkannya untuk bisa dibentuk seperti bunga. 

Karenanya banyak peserta bisa membuatnya menjadi bros, anting-anting, dan bentuk lainnya. 

Selama tiga hari, 18 hingga 20 November 2024, peserta, narasumber, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah sebagai penyelenggara telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan.

Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara juga berkesempatan menjadi peserta pelatihan dan mendampingi kegiatan ini selama tiga hari.

Baca Juga: Unik, Nelayan Sukamara Mengenal Cara Pelelangan Ikan dan Penangkapan Rajungan di PPN Pekalongan

ppn pekalongan pelelangan ikan

Hal yang baru bagi kami ketika berkunjung ke PPN Pekalongan dan melihat langsung proses pelelangan ikan dan nelayan bubu. 

Terlebih, PPN Pekalongan merupakan pelabuhan kapal perikanan yang aktif melakukan pelelangan dan menjadi tempat bersandar kapal-kapal perikanan berukuran puluhan GT. 

Di dampingi oleh perwakilan BBPI Semarang dan PPN Pekalongan, kami juga berkesempatan untuk mengenal aktivitas PPN, tempat pelelangan, dan berbincang bersama nelayan. 

Kami lansir dari laman Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan, PPN Pekalongan sudah ada sejak 28 Mei 1978. Pada tahun itu, resmi menjadi PPN di bawah Kementerian Pertanian. 

Selanjutnya, pada 1 Juni 2001, PPN Pekalongan merupakan UPT Departemen Kelautan dan Perikanan dibidang Prasarana Perikanan. Dengan ini, PPN Pekalongan berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan. 

Hingga tahun 2024, PPN Pekalongan menjadi tempat bersandarnya kapal-kapal perikanan berukuran 30 hingga 56 GT dengan rincian sebagai berikut:

  1. 192 kapal berukuran > 30 GT 
  2. 114 kapal berukuran < 56 GT
  3. 20 kapal berukuran <30 GT

Serta memiliki jumlah nelayan/ABK sebanyak 4.584 orang. 

Alat tangkap paling banyak digunakan adalah purseine yang ada pada 131 kapal perikanan. 

Sedangkan pelelangan ikan di PPN Pekalongan bisa melebihi 100 ton/hari. 

Karena itu, hingga siang hari proses pelelangan masih berlangsung. 

Selain itu, kami pun diberikan kesempatan untuk bisa menyaksikan langsung dermaga PPN Pekalongan yang menjadi tempat sandarnya kapal-kapal perikanan.

Bukan hanya kapal berukuran puluhan GT, di PPN Pekalongan juga bersandar kapal nelayan tradisional yang banyak mengoperasikan bubu untuk menangkap rajungan. 

Menurut penjelasan nelayan, saat beroperasi setting bubu untuk menangkap rajungan sejumlah 1000 buah yang dipasang seperti menggunakan pancing rawai.

Untuk menarik rajungan masuk ke dalam bubu, nelayan meletakkan umpan berupa ikan atau kulit kerbau.

Perawatan yang mudah dan hasil lebih memuaskan diakui oleh nelayan. Pasalnya, dengan menggunakan bubu, hasil tangkapan lebih mudah untuk dilepas dan tidak rusak. 

Sehingga rajungan yang masih utuh ini pun punya nilai jual yang lebih maksimal daripada yang rusak. 

Kunjungan ke PPN Pekalongan pada hari Kamis, 31 Oktober 2024 ini pun menjadi agenda yang menarik sebagai rangkaian dari pelatihan alat tangkap ramah lingkungan di BBPI Semarang.

Baca Juga: Nelayan Udang Sukamara: Musim Udang Sebentar Lagi, Ini Momen yang Tepat

pelatihan jaring hela dasar dengan ted

Jaring hela dasar (JHD) dengan pemisah penyu dikenalkan pada perwakilan nelayan perairan laut, penyuluh perikanan, dan tim pengelola produksi perikanan tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara. 

Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang menjadi tempat kami untuk meningkatkan kapasitas sebagai nelayan dan pengelola produksi perikanan tangkap. 

Berlangsung sejak tanggal 28 Oktober-01 November 2024, di BBPI Semarang, nelayan, penyuluh perikanan, dan tim pengelola produksi perikanan tangkap mengenal alat tangkap ramah lingkungan hingga rumah ikan. 

Alat tangkap ramah lingkungan yang dikenalkan pada kami terdiri dari dua sifat, aktif dan pasif.

Dari sifat aktif, kami mengenal satu alat tangkap, yakni jaring hela dasar dengan pemisah penyu (TED). Sedangkan alat tangkap bersifat pasif dikenal dua jenis alat tangkap, bubu ikan dan bubu rajungan.

Pengenalan alat tangkap ramah lingkungan disampaikan oleh pemateri yang berkompeten pada bidangnya. 

Materi berupa desain alat tangkap dan praktik perakitan alat tangkap menjadi agenda pelatihan di BBPI Semarang.

Dari pelatihan ini kami mengenal bahwa bubu ikan dan bubu rajungan adalah alat tangkap yang ramah lingkungan dan menguntungkan.

Dengan polesan dan sentuhan oleh para ahli, bubu rajungan dan bubu ikan bisa lebih nyaman dibawa di atas kapal dan mudah untuk perawatannya.

Sentuhan para ahli tersebut membuat bubu lebih nyaman karena bisa dilipat. Sehingga tidak memakan ruang yang serba terbatas di atas kapal.

Pada sesi selanjutnya, pengenalan jaring hela dasar dengan TED menjadi materi yang lebih kompleks dari bubu. 

Penggunaan jaring hela dengan TED ini dirancang untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan. Terlebih penyu yang merupakan biota laut yang statusnya dilindungi secara hukum. 

Karenanya dibuatlah desain jaring hela dasar ini dengan pemisah penyu. 

Dengan TED ini, penyu yang semula masuk ke dalam jaring bisa langsung keluar seketika menabrak besi yang sudah diposisikan sedemikian rupa. 

Selain bisa memisahkan penyu, jaring hela dasar menggunakan TED punya beberapa keunggulan lainnya seperti mengurangi sampah. Sehingga hasil tangkapan berupa udang lebih bersih dari sampah-sampah yang tidak bernilai.

Di pasar global, penggunaan jaring hela dasar menggunakan TED ini menjadi syarat khusus diterimanya hasil tangkapan utama berupa udang.

Untuk itu, program penggunaan jaring hela dasar menggunakan TED terus disosialisasikan untuk kelestarian sumber daya ikan dan penyelamatan biota yang dilindungi. 

Baca Juga: Nelayan Udang Sukamara: Musim Udang Sebentar Lagi, Ini Momen yang Tepat

sosialisasi keselamatan pelayaran

Mampu mengidentifikasi potensi-potensi resiko yang bisa menyebabkan kecelakaan di laut dapat mencegah terjadinya resiko kecelakaan. 

Misalnya, tidak melaut saat cuaca sedang buruk.

Dengan mengetahui kondisi cuaca yang sedang buruk melalui perkiraan cuaca di handphone, maka itu adalah salah satu tindakan mencegah resiko. 

Pasalnya, kecelakaan di laut juga disebabkan oleh kelalaian. Lalai memabaca informasi dan lalai membawa alat keselamatan ialah hubungan yang sangat berpengaruh signifikan. 

Oleh karenanya, selalu mawas diri dan membekali diri dengan pengetahuan dapat mengurangi resiko kecelakaan di laut. 

Setiap individu harus bertanggung jawab terhadap keselamatan dirinya sendiri. 

Untuk menumbuhkan jiwa tanggung jawab dan kesadaran akan pentingnya keselamatan tentunya bermula dari pengetahuan. 

Pengetahuan bisa kita peroleh melalui membaca, mengamati, obrolan atau berdiskusi dengan orang lain.

Berdasar UU NO 17 Tahun 2008 Tentang Keselamatan Pelayaran. Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pembinaan, pelatihan, hingga pengawasan keselamatan pelayaran. 

Ini perlu dilakukan untuk membentuk sumber daya manusia yang berjiwa bahari, profesional, dan mampu dalam menghadapi tantangan.

Oleh karena itu, pada Kamis, 24 Oktober 2024, Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara menyelenggarakan Sosialisasi Mengurangi Resiko Kecelakaan di Laut Bagi Nelayan dan Peraturan Perikanan Tentang E-Pas Kecil.

Sosialisasi ini diikuti lebih dari 50 nelayan tradisional yang ada di Kecamatan Pantai Lunci. 

Perwakilan dari kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Perikanan Kelas IV Kabupaten Sukamara menjadi narasumber utama pada kegiatan sosialisasi ini. 

Pemaparan materi tentang berbagai macam kecelakaan di laut dan alat-alat keselamatan diikuti dengan seksama oleh peserta. 

Nah, kecelakaan di laut yang sering terjadi pada kapal-kapal nelayan kecil terdiri dari:

  1. tubrukan,
  2. tenggelam, dan
  3. terbakar.

Tiga kecelakaan di laut itu pun terjadi karena berbagai faktor. Bisa saja karena faktor cuaca, kelalaian, hingga mesin yang terbakar. 

Untuk mengurangi resikonya, alat keselamatan di kapal harus tersedia. Pelampung, alat komunikasi, identias kapal, hingga cermin sangat penting sebaai alat keselamatan pelayaran. 

Tidak hanya berakhir pada faktor yang menyebabkan kecelakaan, contoh-contoh kecelakaan di laut, dan alat keselamatan. 

Di kesempatan yang baik itu pula disampaikan pentingnya kelengkapan dokumen kapal nelayan, pas kecil. 

Pas Kecil bukan saja sebagai dokumen legalitas kapal berukuran 1 hingga 6 GT. Namun, pas kecil juga dokumen untuk identifikasi kapal jika terjadi kecelakaan di laut. 

Pasalnya, pada pas kecil terdapat nomor atau kode kapal yang terdaftar. 

Oleh karena itu, pemasangan identitas kapal sesuai nomor KTA di pas kecil sifatnya adalah wajib. 

Jika tidak memasang KTA atau nomor registrasi di kapal maka termasuk pelanggaran hukum. 

Pemasangan nomor registrasi di kapal lebih disarankan dengan cara memahatnya di kayu. Atau bisa juga dengan dituliskan dengan menggunakan cat di bagian tertentu pada kapal. 

Baca Juga: Nelayan Udang Sukamara: Musim Udang Sebentar Lagi, Ini Momen yang Tepat

nelayan udang sukamara

Bertempat di rumah ketua kelompok nelayan yang ada di Desa Sunga Cabang Barat, kami bertemu salah satu kelompok nelayan di desa tersebut.

Pertemuan itu pun diiringi oleh angin yang menciptakan suasana teduh dan memanjakan mata.

Bagaimana mata ini tidak manja?

Angin yang berhembus pada siang itu membuat mata mulai terasa berat. Terlebih sesaat mendapat jamuan hangat dari nelayan.

Kelompok nelayan yang kami jumpai di Desa Sungai Cabang Barat, Kecamatan Pantai Lunci, merupakan salah satu kelompok yang aktif menangkap udang. 

Hasil tangkapan udang yang bergantung pada musim itu pun sedikit banyak membantu perekonomian nelayan. 

Oleh karenanya, nelayan melakukan aktivitas lain yang menghasilkan, salah satunya beternak ayam broiler.

Sejak mulai mengenal usaha peternakan ayam broiler, banyak nelayan yang berada di Desa Sungai Cabang Barat membaca peluang ini. 

“Kalau cuaca sedang tidak mendukung, kegiatan beternak ayam masih menguntungkan,” ungkap Pak Darhani sebagai ketua kelomok nelayan. 

“Jika cuaca sudah membaik dan musim menangkap udang telah tiba, pergi melaut menjadi pilihan,” jelas Pak Darhani. 

Aktivitas diversifikasi pekerjaan yang dilakukan oleh nelayan memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian keluarga dan daerah. 

Menurut Pak Darhani, mendapat hibah alat tangkap jaring untuk menangkap udang benar-benar sangat membantu.

Penjelasan nelayan yang mengatakan bahwa musim udang yang akan tiba tidak lama lagi ini pun menjadi momentum yang tepat. Alat tangkap jaring udang akan sangat membantu aktivitas melaut untuk mendapat hasil melimpah. 

Sekarang, nelayan dapat menjual udang laut ukuran A satu kilogram bisa mencapai Rp80.000. 

Harga jual ini bergantung pada musim, jika musim penangkapan udang harga bisa saja turun, demikian pula hal sebaliknya. 

Berapa pun itu hasil tangkapan yang nelayan peroleh, nelayan tetap bersyukur. Minimal hasil melaut bisa menutupi biaya operasional melaut. 

Pendapatan pada sektor non laut masih bisa memberikan hasil yang cukup untuk memberikan nafkah kepada keluarga tercinta. 

Tidak sedikit nelayan yang pergi melaut untuk mencari lauk di rumah. 

Jika mendapat hasil lebih, itu adalah rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa. 

Pinangan harga yang cocok dari pengepul pun menjadi anugerah yang nikmat. 

mengapa jaring bakut

Mungkin, jika cerita tentang jaring bakut masih berlanjut, hari itu kami kembali ke kantor saat apel sore. 

Cerita hari itu bermula saat menyerahkan alat tangkap dari kelompok jaring kepada salah satu kelompok nelayan yang berada di Kelurahan Padang, Kecamatan Sukamara. 

Rasa senang begitu terlukiskan pada ekspresi wajah seorang nelayan.

Alat tangkap dari kelompok jaring ini pun menjadi sebuah harapan besar bagi mereka. 

Ada banyak kelebihan mengapa jaring ini begitu mereka nantikan sebagai nelayan yang menangkap ikan di sepanjang Sungai Jelai, Sukamara. 

Terlebih, keberadaan alat tangkap ini pun lahir karena kebutuhan dan kreativitas dari nelayan tradisional di Sukamara.

Pasalnya, alat tangkap ini sedikit berbeda dari jenis jaring insang pada umumnya.

Namun, cara pengoperasiannya masih sama dengan jaring insang, demikian penjelasan langsung dari nelayan. 

Sedangkan hasil tangkapan, tidak usah diragukan, demikian menurut penjelasan para nelayan. 

“Buaya sungai pun bisa mati jika sudah terjerat jaring,” kata seorang nelayan.

Jika sudah sangkut pada jaring, pergerakan buaya yang semakin aktif untuk melepaskan diri akan menambah sulit baginya untuk lepas. Jaring akan terus memintal tubuh buaya. Kekuatan nylon yang super mampu menahan kekuatan dari buaya – informasi lebih lanjut dari nelayan. 

Sedangkan hal yang tidak mereka sukai adalah ketika ikan-ikan kecil seperti pepuyu terpintal pada jaring.

Cara kasar yang harus digunakan akan merusak jaring.

Kata nelayan, “Beberapa mata jaring harus kita rusak agar pepuyu mau keluar, lalu kita jahit di kemudian hari, sungguh hal yang membuang waktu.” 

Ulasan lebih lanjut tersampaikan dengan santai.

Suasana hati begitu mendukung memperdalam pertemuan siang itu dengan para nelayan. 

Tidak pelit informasi, nelayan begitu banyak menceritakan pengalamannya saat menggunakan jaring ini.

Ulasan nelayan terkait pengalaman menggunakan jaring ini pun sangat membantu kami untuk menggambarkan efisiensi dari jaring bakut.

Cerita nelyan berlanjut pada hasil tangkapan yang begitu memuaskan.

Menurut merekan, ada banyak jenis ikan yang bisa terjerat pada jaring. Tomah, haruan, lais, dan tembakang adalah beberapa contoh jenis ikan yang sering terjerat pada jaring. 

Tangkapan yang melimpah ini memberikan keuntungan besar bagi nelayan. 

Dana operasional untuk sekali mencari ikan bisa tertutupi dari hasil tangkapan.

Terlebih, jika harga pasar untuk beberapa jenis ikan yang mengalami peningkatan. 

Tentunya jaring bakut masih menjadi salah satu alat tangkap ikan andalan di sepanjang aliran Sungai Jelai, Sukamara.

Memberikan perawatan terbaik pada jaring menjadi kunci agar alat tangkap dapat terfungsikan dalam jangka waktu yang panjang. 

Baca Juga: Nelayan Kuala Jelai Sambut Gembira Rencana Pembangunan SPBUN

 

gemar makan ikan untuk sehat cerdas

Mentari yang memancarkan teriknya pada pagi hari Senin itu tidak menyurutkan antusias anak-anak untuk larut dalam acara Gemar Ikan.

Bertempat di Aula Kecamatan Balairiam, ratusan anak-anak dari TK dan KB sukses membuat suasana gedung menjadi ceria.

Bernyanyi dan mengenal jenis-jenis ikan menjadi agenda kegiatan utama pada kegiatan pagi itu. 

Keseruan anak-anak pada pagi itu kian pecah karena mereka bisa berfoto bersama dan mendapat cemilan sehat berbahan dasar ikan. 

Pentingnya makan ikan untuk mencegah stunting pada anak-anak menjadi agenda penting dalam acara Gemar Ikan.

Berbagai kandungan gizi pada ikan seperti protein, omega-3, dan kalsium merupakan gizi yang kita butuhkan sehari-hari. 

Terlebih, pada masa pertumbuhan, gizi-gizi yang terkandung dalam daging ikan akan berperan untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan otak. 

Tak hanya bermanfaat untuk kesehatan dan kecerdasan pada otak anak. Konsumsi ikan secara rutin dapat menjaga kesehatan tubuh lainnya juga, lho.

Seperti sebuah cerita pada buku dengan judul “Mia dan Ikan Goreng” di bawah ini.

Namanya Mia.

Mia dikenal sebagai anak yang tidak suka makan ikan. Menurut Mia, makan ikan itu tidak enak dan banyak duri sehingga susah untuk memakannya.

Dan pada suatu hari, Mama Mia memasak ikan goreng untuk makan siang Mia. Mia pun cemberut dan kesal karena tidak menemukan makanan kesukaannya.

Mama mencoba menjelaskan manfaat yang terkandung dalam ikan kepada Mia, dan memberikan contoh Ayah dan Kakak menjadi pintar karena suka makan ikan.

Mama pun membujuk Mia untuk mencoba, dan ternyata rasa ikan tidak seburuk bayangan Mia selama ini.

Kini, Mia pun suka makan ikan untuk tumbuh sehat, kuat, dan cerdas.

Karena waktu yang terbatas, siang itu kami harus kembali ke Sukamara.

Hari Senin, 06 Mei 2024, Dinas Perikanan bersama Pokja Bunda PAUD Kabupaten Sukamara membuat sebuah kenangan bersama anak-anak yang hadir.

Baca Juga: Pentingnya Makan Ikan

rencana pembangunan spbun kuala jelai

“Dari Rp14.000 ke Rp6.800-an per liter, jauh kurangnya. Kapan mulai dibangun SPBU Nelayan, pak?” Tanya salah satu nelayan Kuala Jelai saat kami melipir di warung kopi depan kantor kelurahan. 

Perbincangan kecil itu pun terasa sekali rasa senang nelayan yang sudah tidak sabar menyambut pembangunan SPBUN. 

Dengan adanya SPBUN, kebutuhan energi untuk melaut dapat terjaga dan diperoleh nelayan dengan harga yang murah. Pasalnya, di SPBUN minyak solar yang menjadi kebutuhan kapal nelayan akan disubsidi oleh pemerintah.

Kebutuhannya pun menyesuaikan dengan kapasitas kapal yang digunakan nelayan dalam sehari-sehari saat melaut. 

Berdasar pengakuan dari nelayan setempat, mereka dalam satu hari melaut (berangkat pagi pulang sore) menghabiskan solar sebanyak 30 liter.

Pada saat ini, harga minyak solar sebesar Rp14.000/liter. Artinya Rp420.000 harus keluar dari kantong nelayan untuk satu hari melaut.

Nah, kedepannya dengan pembangunan SPBUN, nelayan hanya membutuhkan Rp204.000-an per hari. 

Biaya operasional yang jauh lebih kecil diharapkan dapat membantu nelayan untuk mendapatkan keuntungan produksi ikan lebih besar.  

Informasi lebih lanjut, pembangunan SPBUN di Kelurahan Kuala Jelai juga dapat dimanfaatkan oleh nelayan di luar Sukamara. Tapi dengan catatan, nelayan tersebut memiliki izin yang berlaku untuk mengisi bahan bakar. 

Pembangunan SPBUN ini tidak hanya berdampak positif bagi nelayan saja. Pelaku usaha yang bergerak di sektor perikanan dan mendapatkan rekomendasi dari dinas juga dapat memanfaatkan fasilitas ini. 

Pengangkutan ikan dan pengolahan ikan ialah dua contoh sektor usaha perikanan yang bisa memanfaatkan fasilitas SPBUN untuk kegiatan operasional. 

Serta masih banyak dampak positif lainnya bagi masyarakat yang terlibat dalam usaha, hingga yang merasakan dampak dari usaha perikanan. 

Pada hari Senin, 29 April 2024, kami melakukan pendampingan bersama pihak perwakilan Pertamina dan BUMD Kabupaten Sukamara sebagai calon pengelola SPBU Nelayan di Kuala Jelai. 

Pendampingan ini dimaksudkan untuk melihat lokasi yang akan dibangun SPBUN. 

Dapat segera dibangun dan dioperasikan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar yang terlibat dalam usaha sektor perikanan tangkap menjadi harapan kita semua. 

Kedepannya, dengan adanya SPBUN di Kuala Jelai, nelayan Kabupaten Sukamara lebih sejahtera, dan berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi daerah. 

Baca Juga: Mendampingi Pihak Pertamina untuk Survey dan Cek Lokasi Rencana Pembangunan SPBN Nelayan untuk Kawasan Pesisir di Desa Sungai Pasir


Sukamara, 6 September 2023 Dinas Perikanan Sukamara melaksanakan kegiatan Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Kabupaten Sukamara Tahun 2023 dengan Tema Masakan Ikan Untuk Mengatasi STUNTING Menyehatkan dan Mencerdaskan. Acara sangat meriah dan berjalan sangat kondusif dengan pemenang yang sudah ditetapkan oleh panitia. Semoga kedepan acara ini akan berjalan lebih baik lagi.

(Admin)


Sukamara, Dinas Perikanan Mengikuti Pawai Pembangunan pada tanggal 26 Agustus 2023. Pawai dimeriahkan dari tingkat SD, SMP, SMA, serta Umum dan beberapa Organisasi Perangkat Daerah yang mengikuti. Acara sangat meriah karena disaksikan langsung oleh Bupati Sukamara beserta jajarannya. Kedepan semoga acara ini akan terus ada dan semakin berkembang tiap tahunnya.

(Admin)