,

Identifikasi Rencana Calon Lokasi Budidaya Lobster dan Monitoring Pembuatan Tempat Ekstraksi Garam

calon lokasi budidaya udang

SUKAMARA, pada hari Jum’at, tanggal 09 Mei 2025, telah melaksanakan kegiatan identifikasi rencana calon lokasi budidaya lobster air laut di beberapa desa.

Adapun desa yang menjadi calon lokasi itu adalah Desa Sungai Tabuk, Sungai Damar dan Sungai Bundung.

Selain identifikasi calon lokasi budidaya lobster, tim juga melakukan monitoring pembuatan tempat pembuatan garam dengan sistem Teknologi Ulir Filter (TUF).

Monitoring pembuatan garam berlangsung di Desa Sungai Bundung, Kecamatan Jelai.

Bersama Kabid Budidaya Bapak Lukman JM,S.P dan empat anggota yang terjun langsung ke titik lokasi.

Ada yang menarik dari kegiatan ini,mari ikuti kegiatan kami selanjutnya.

Di Desa Sungai Tabuk terdapat satu tempat penampungan lobster sementara sebelum dikirim dan dijual ke luar Kalimantan.

Daaya tahan lobster untuk hidup sekitar 15 hari didalam kolam beton yang berukuran 2 x 3 meter persegi.

Pengepul mendapat lobster dari nelayan yang kebetulan mendapat lobster.

Walau jumlahnya tidak banyak, karena target tangkapan utama mereka adalah udang atau ikan.

Baca Juga: Dinas Perikanan Sukamara Tangani Kasus Kematian Massal Ikan Patin di Kolam PKK

Apa itu lobster?

Lobster air laut adalah lobster yang hidup di laut. 

Lobster air laut memiliki ciri-ciri seperti ukuran yang lebih besar (sekitar 20-50 cm).

Warna yang bervariasi (merah, jingga, biru), dan makanan yang terdiri dari ikan kecil, moluska, dan krustasea kecil.

 

Perjalanan kemudian berlanjut menuju Desa Sungai Bundung, Kecamatan Jelai.

Diawali dengan pengecekan lokasi dan salinitas air laut bersama ketua dan salah satu anggota Pokdakan Bundung Jaya Abadi di laut Desa Sungai Bundung.

untuk persiapan pembuatan garam dengan sistem TUF pengecekan salinitas air laut perlu dilakukan.

Diketahui dari tiga titik, dari tepian laut sampai sekitar 300 meter ke arah laut.

Hasil pengukuran salinitas dan kecerahan adalah sebagai berikut

  • 26 hingga 28 ppt
  • kecerahan 70 hingga 100 cm

Dengan kadar garam dan tingkat kecerahan tersebut diharapkan bisa terlaksana uji coba pembuatan garam dengan sistem TUF dan berjalan dengan lancar kedepannya.

Apa itu TUF ?

Teknik Tuf (Teknologi Ulir Filter) adalah metode pembuatan garam yang memanfaatkan penguapan air laut melalui petakan-petakan berseri dengan bantuan sinar matahari. 

Teknik ini dikembangkan oleh H. Sanusi, mempercepat proses penguapan air laut, sehingga garam lebih cepat mengkristal dan meningkatkan kualitasnya.

Keunggulan teknik TUF adalah sebagai berikut:

  • Mempercepat Produksi: Proses pembuatan garam menjadi lebih cepat dibandingkan metode tradisional. 
     
  • Meningkatkan Kualitas: Garam yang dihasilkan memiliki kualitas lebih baik. 
     
  • Mengurangi Penyusutan: Teknik Tuf dapat membantu mengurangi penyusutan produksi garam akibat cuaca yang tidak menentu. 
     
  • Peningkatan Produktivitas: Teknik ini bisa meningkatkan produksi garam hingga 100%. 

Baca Juga: Melaksanakan Pengecekan Lokasi dan Pengambilan Ulang Titik Koordinat Tambak Udang Vaname di Desa-Desa di Kecamatan Pantai Lunci

Sumber Gambar Unggulan: DKP Jatim 

Penulis

Jumri

 
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *